HORMON



ZAT PENGATUR TUMBUH LENGKAP ( AUKSIN, GIBERELIN DAN SITOKININ )
Bahan :
1.      Rebung : 2 kg
2.      Kacambah (Tauge) : 1 kg
3.      Bonggol Pisang : 2 kg
4.      Pucuk daun-daunan : 2 kg
5.      Gula merah : 1 kg
6.      Pengurai : 200 cc
7.      Air kelapa : 20 liter
Cara Pembuatan
·         Bongol pisang, rebung, daun-daunan dicacah kecil-kecil dan di tumbuk hingga lembut, di blender akan lebih bagus
·         Kecambah atau tauge ditumbuk atau di blender hingga lembut
·         Gula merah di direbus setelah mencair di diginkan
·         Semua bahan-bahan yang sudah ditumbuk di masukkan ke tong/jerigen, kemudian masukkan air kelapa dan tambahkan bakteri pengurai/starter
·         Setelah bahan sudah di jadikan satu kedalam tong lalu diaduk sampai merata kemudian di tutup dengan plastik dan di ikat, tetapi plastik di kendorkan
·         Setiap hari di aduk selama ± 4 hari dan ZPT buah sudah jadi
·         Setelah jadi ZPT Organik di saring tempatkan pada jerigen dan di tutup rapat

PENGARUH HORMON BERDASARKAN KONSENTRASINYA
1.      Seluruh hormon dalam konsentrasi yang sangat rendah akan membantu pembelahan dan pembesaran sel / jaringan.
2.      Dalam konsentrasi tertentu, akan menstimulir tumbuhnya organ seperti organ tunas, organ akar organ bunga dll
3.      Kemudian bila ditingkatkan lagi, maka yang terjadi adalah menghambat pertumbuhan organ akan tetapi berdampak pada bertambahnya julah organ tapi ukurannya kecil-kecil.
4.      Bila konsentrasi ditingkatkan lagi maka yang terjadi terhambatnya tumbuhanya organ dan terbentuk seperti embrio organik atau tunas-tunas kecil
5.      Bila ditingkatkan lagi maka akan menghambat tumbuhnya organ dan akan membentuk kalus (sekumpulan sel yang tidak terorganisasi)
6.      Bila konsentrasi ditingkatkan lagi akan menyebabkan penyimpangan pertumbuhan morfologi secara tidak umum, yang biasanya satu batang bisa bercabang-cabang, berakar di batang dll. Seperti pembesaran buah tanpa melalui pembuahan
7.      Bila konsentrasi ditingkatkan terus akan berdampak pada terjadinya mutasi, yaitu perubahan pada level gen.
8.      Ditingkatkan lagi maka akan menyebabkan “letal” (kematian). Seperti herbisida yang terbuat dari auksin.

TEKNIK PEMBERIAN HORMON
Hormon sebaiknya diberikan langsung pada target kerjanya misal : hormon akar langsung pada media tanam, hormon tunas disemprotkan pada tajuk. Hal yang perlu diingat adalah bahwa konsentrasi optimal hormon adalah konsentrasi optimal yang terjadi pada daerah target. Daerah target yang dimaksud adalah daerah perakaran dan daerah pertunasan. Berarti yang harus kita coba bayangkan adalah bila kita memberikan hormon dengan dosis tertentu, kemudian kita semprotkan pada tajuk, kira-kira berapa persennya kah yang akan bisa masuk dan sampai pada sel target? Berapa persen yang terbuang? Dan dari jumlah yang sampai pada sel target apakah konsentrasinya sudah mencapai konsentrasi yang optimal untuk menstimulir organ? Oleh sebab itulah teknik memberikan hormon berbeda dengan pemupukan. Pemberian hormon diberikan sampai terstimulirnya organ. Kecuali tujuannya hanya untuk percepatan tumbuh dan membelahnya sel.
Tercapainya tujuan pemberian hormon tidak hanya tergantung pada tercapainya konsentrasi optimal pada daerah target / sel target, tapi juga ditentukan oleh kandungan hormon endogen dari tumbuhan. Misal: bila kita ingin membungakan suatu tanaman, lalu kita memberikan hormon bunga dengan dosis tertentu, walaupun konsentrasi hormon giberelin sudah mencukupi tapi karena kandungan hormon endogen dari tanaman didominasi oleh hormon vetetatif yaitu hormon auksin dan sitokinin, maka konsentrasi hormon bunga tersebut akan menjadi lemah dan tidak mampu mendorong terbentuknya bunga atau buah.

BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN MENGENAI HORMON:
1.      Satu hormone mempunyai dua fungsi yang berbeda (mensupport dan menghambat) pada konsentrasi yang berbeda.
2.      Satu hormon yang sama, dengan konsentrasi yang sama, akan mempunyai pengaruh yang berbeda pada bagian tanaman yang berbeda.
3.      Hormon auksin menunjang pertumbuhan akar tapi menghambat pertumbuhan tunas dan juga menghambat pembungaan dan pembuahan.
4.      Hormon sitokinin menunjang pertumbuhan tunas tapi menghambat pertumbuhan akar dan menghambat pembungaan dan pembuahan.
5.      Hormon giberelin menunjang pembungaan dan pembuahan dan menunjang pembelahan sel akar dan tunas.
6.      Hormon dalam kelompok hormon yang sama akan bersifat sinergis atau saling menguatkan.
7.      Hormon dalam kelompok hormon yang berbeda akan bersifat saling melemahkan atau saling meniadakan.
Hal-hal tersebut harus selalu diingat karena sangat penting di dalam penerapannya. Berdasarkan hal-hal tersebut ada beberapa kasus yang cukup penting di garis bawahi:
1.      Bahwa di dalam membuat ramuan hormon, maka acuannya adalah bukan sebanyak-banyaknya kandungan hormone. Tapi lebih kepada ketepatan komposisi dan konsentrasinya. karena semakin tinggi konsentrasinya justru akan menghambat pertumbuhan tanaman.
2.      Di dalam memberikan dorongan yang kuat dalam pertumbuhan suatu organ perlu diingat bahwa hormon tersebut akan menghambat organ yang lain. Contoh: Kita bisa memacu pertumbuhan tunas dengan optimal dengan memberikan hormone sitokinin, akan tetapi harus diingat bahwa sitokinin akan menghambat akar.
3.      Demikian pula sebaliknya bila kita memberikan hormon akar di dalam merangsang pertumbuhan akar harus diingat bahwa hormon akar tersebut akan menghambat tunas.
4.      Di dalam mendorong pertumbuhan suatu organ terdapat konsentrasi optimal, yaitu konsentrasi yang optimal di dalam memberikan pengaruh yang terbesar dan setelah itu bila konsentrasi ditambah justru akan menghambat pertumbuhan.
5.      Harus diingat bahwa bila kita ingin mendorong pertumbuhan akar dan tunas secara bersamaan maka, hal tersebut justru menyebabkan pengaruh yang saling melemahkan dan meniadakan.
6.      Bila suatu tanaman sedang berbunga atau berbuah, maka jangan sekali-kali memberikan hormon akar karena akan menyebabkan gugur bunga atau buah...

Postingan terakhir sebelum berangkat.
Hal terpenting yang harus diingat adalah bahwa hormone bukanlah makanan, hormone bukanlah zat pembangun, tapi hormone itu hanyalah “profokator”. Jadi dampak dari hormone tidak akan nyata bila ternyata makanan atau energi untuk pertumbuhan tidak disediakan. Energi untuk tumbuh bisa berupa bahan baku makanan, makanan setenangah jadi atau makanan siap pakai. Makanan dalam hal ini adalah pupuk. Sebaiknya pemberian pupuk dalam ramuan hormone harus mempertimbangkan duplikasi perlakuan pemupukan yang akan berdampak negative bagi tanaman. Agar tidak terjadi duplikasi pada perlakuan pemupukan maka pada ramuan hormone dapat diberikan makanan instant seperti: mioinositol, sorbitol, gula, madu, sari kurma dll, Jadi sebaiknya untuk ramuan hormon dapat dicampurkan komponen lain yang diperlukan oleh tanaman.
Komponen lain yang dapat dicampurkan dalam ramuan hormon adalah vitamin, mineral, asam amino, asam lemak, bahan organic lain, enzim. Bila kita ingin menggabungkan produk ramuan hormone ini dengan mikroba maka kita harus hati-hati dengan karakter mikroba, yang disatu sisi dapat membantu tapi disisi lain dapat mengkonsumsi bahan organic yang ada dalam ramuan hormone tersebut. Sebenarnya kita dapat memberikan enzimnya secara langsung. Hal lain yang harus diperhatikan dalam meramu hormone adalah bahwa sebagian besar ramuan ini adalah bahan organic, sehingga harus difikirkan benar jangan sampai terjadinya proses degradasi bahan organic karena factor lingkungan ekstrim atau rusaknya ramuan karena kontaminasi mikroba yang tidak diharapkan.

Artikel Terkait

HORMON
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email